Rabu, 16 Juni 2010

Kaumku Di Tusuk Hatinya Oleh Iblis Israel..


Kaumku Teraniaya..
Deritaku sesama manusia..
Sungguh luar biasa..
Ketika saudaraku terancam nyawa di Gaza..
Hati bagai hancur binasa, tertukar, terpisah, bahkan kehilangan sanak saudara..
Para anak2 kelaparan, perih perut menunggu bantuan dari para relawan datang..
Kemana mereka? Saudaraku hampir mati tak berdaya..
Nyawa sampai tenggorokan, tersiksa batin,jiwa dan raga..
Ternyata nasip tak jauh berbeda..
Relawan pecinta manusia terkejang2 melayani syetan Israel pembenci manusia..
Tiada belas kasih ada dipikiranya..
Relawanku dijajah, ditusuk tubuhnya..
Bahkan ditembak tepat pada jantungnya..
Sebagian terlempar di lautan, menghilang tiada pertanggungjawaban..
Air matanya mengalir,menangis..
Darahnya pun menetes habis..
Mereka kebingungan, kesakitan, kematian pun mengintai setiap rewalan..
Derita tiada habisnya, padahal saudaraku di Gaza menunggu kedatanganya..
Sungguh Israel bagai iblis membahana, terkejam sanubarinya, semoga laknatulloh tertuju padanya..

Setengah Temaram Hati..


Ku tapaki hari demi hari..

Ku jajaki kisah bait demi bait..

Hingga akhirnya terhampar sebuah rima..

Dihadapanku indah bagai senja menyelimuti dunia..

Bulan tiga ini untuk kita..

Bersua dengan jenaka dan romantic ucapanya..

Tawanya riang merasuki sendi-sendi belulang..

Sejenak meluluhkan penat yang kurasa..

Dalam tubuhku ini ada segumpal darah..

Separuh untuk langit dan belahan jiwa..

Namun yang separuh lagi untuk siapa?

Benakku bertanya..

Terdengar lirih suara dari timur..

“itu milikku.. jangan kau biarkan pasi…”

Detak jantungku takjub..

Tremor menjalar keseluruh sendi jemari..

Basah urat dibibirku yang melemah berpeluh..

Dan hati ini bartanya “siapa itu?”

Seiring waktu disela waktu ku termangu..

Kusadari itu dirimu..

Meski maya.. Dia ada.. Dia nyata..

Kecupnya ku rasa, hatinya bersemayam didada..

Bulan tiga ini kau ada..

Menghiasi hari pagi dan senja..

“Tidak…!” Ku tak ingin hanya bulan tiga..

Bukankah dua belas bulan bisa untuk setengah hati yang lama..

Ku ingin selamanya…!!!

Ucapnya penuh harap dan mengharu..

Seolah bersimpuh dihadapanku..

Berat nian dengan waktu yang tak tentu..

Setengah temaram hatiku..

Kupersembahkan untukmu..

Biar hanya kita, kau, aku dan langit yang tau..

Banyak Luka Mencintaimu...


Semua isi hatiku tertumpah disini, entah jadi apa..
Apapun bila tak bermakna tak ada masalah..
Hanya menceritkan beban dihati semoga terlewati meski cobaan silih berganti..
Seni Kataku : Emilia Dwita Septi

Banyak Luka Mencintaimu..


Cinta dari wanita adalah bahagia...
Tak ada satupun luka yang didamba..
Apalagi jiwa yang merasa tak nyaman karnanya..
Tak ingin pula lara mendera-dera dalam dada..

Oh cinta bagiku adalah nyawa..
Ingin ku dapat cinta tanpa cela..
Ingin ku tulusnya cinta tanpa noda..
Bagiku itu adalah segalanya..

Sayang dengarkan aku..
Jujurlah padaku..
Jangan kau simpan semua itu..
Hanya melukai hatiku..

Bila cinta sudah pudar dari hatimu..
Bila aku telah hilang dari fikiranmu..
Jika sayang tak ada lagi dalam benakmu..
Jika waktumu sia-sia denganku..

Pergilah yang jauh dari tatap mata..
Bawalah sepenggal hatimu yang kini menggores luka..
Hayalan yang lalu ada di depan mata..
Kemas semua itu tanpa tersisa..!!!!

Selasa, 15 Juni 2010

Malam Kesunyianku...

Terkadang tiap malamku terbangun berteman sepi, aku menulis sebuah karya..
Entahlah apa jadinya ku hanya terus menulis..
Semoga dapatlah menjadi tanda hati meski tak tersusun rapi..

Pukul 2.00 am..
Ku terbangun dalam sepi, sepi suasana juga hati..
Sejenak ku tatap atap, hanya ada gelap..
Lantas ku nyalakan lilin, dilengkapi diriku kaku menatap pena..
Kertas putih terbentang mengharapkan sedilit coretan, namun buntu fikiran tak mampu mencurahkan..
Bingung bercampur padu, ku mulai kata dari apa dan bagaimana..
Lantas ku teringat cinta dalam maya..

Maya?...
Ya... ku mulai mengingat-ingat cerita..
Hemmm.. ku atur nafas..
Untukmu yang tak terjangkau kata, lalu raut mukaku yang berganti rupa..
Masih pula belum ku temui awalnya..
Ku pejamkan mata, lalu dalam lamunku dia berkata..
"Hei dinda..kau sering terjaga di malam buta, aku sengaja menjelma dan berkata padamu, lekas tulis apa maumu kenapa ragu?"
Tak perlu lagi aku tingkahi, lekas aku menulis tentang hati dalam sebentuk puisi..
Karna terkadang ragaku selalu terlebih dahulu penat..
Dan kini asa dan rasaku punya waktu untuk puisi-puisi baru ku buat..

Puitis?

Ahhh...akupun tak tau apa artinya,dan tak yakin mengapa banyak insan berkata itu padaku..
Apa karna susunan kataku?
Yang meloncat situ sana sini, mencaba membentuk harmoni..
Yang terfikir tak ada yang menarik, tapi banyak insan tertarik..
Padahal hanya menggambarkan suasan ahati, yang terkadang terselimuti sepi..

Romantis?...
Ini lagi... Aku tak pernah sama sekali belajar romantis, apa lagi membuat pasanganku terpesona sampai menangis...
Yang kurasa hanya kata-kata mudah terangkai..
Entah menjadi sajak atau puisi kesana kemari..
Yang berpetualang dalam fikir ini..
Ku tulis dalam kertas putih, dihiasi tinta merah yang terkadang menunjukkan amarah..

Beginilah aku, dalam menitku, dalam hariku, dalam malam dan siangku..
Ku hanya menulis dan terus menulis..g terkadang sampai menjadi alas...

The Art Of Name Romance And So Sweet


My Name Is:

E...ntah kenapa dadaku bergetar saat melihatmu
M...ungkinkah ada rasa yang hadir tiba-tiba
I...ngin kutahu perasaan itu
L...ama kumenanti ketika hari itu datang
K...amu cantik yang berada nun jauh di sana
H...arapkan kelembutan hatimu membasuh jiwaku

A...pakah aku salah kau katakanlah padaku
U...ngkapkan semua isi hatimu padaku
R...asakan perasaan itu dan jangan pernah coba tuk' mengelak
A...palagi menghindar untuk menolak

M...ungkinkah terjadi?
U...ntukku untukmu untuk kita untuk selamanya
N...antikan kehadiranmu disisiku
D...an kuberikan semua perasaan sayang itu kepadamu
J...ika memungkinkan untukku
I...ngin ku menjadi arti dalam hidupmu